Tuesday, June 30, 2009

Jalur Internasional Sarjana Teknik

Koran Tempo, Rabu 1 Juli 2009

Link : http://epaper.korantempo.com/KT/KT/2009/07/01/index.shtml

Fakultas Teknik UI membuka program dual degree dengan kampus Australia.


Kelas internasional dalam bentuk dual degree, memungkinkan mahasiswa memperoleh dua gelar sekaligus. Gelar sarjana diperoleh, sekaligus kemampuan akademisi diakui di mancanegara.

Universitas Indonesia (UI) memiliki program Pendidikan Sarjana S1 Kelas Internasional di bidang Fakultas Teknik.

Kelas internasional yang dibuka pada 1999, tersedia enam jurusan: Teknik Sipil, Elektro, Mesin, Metalurgi dan Material, Arsitektur dan Teknik Kimia.

Dalam perkuliahan yang berlangsung di kampus Depok ini, UI menggandeng Queensland University of Technology Australia (QUT) untuk teknik mesin, teknik sipil, teknik elektro dan teknik arsitektur. Sedangkan program teknik Metalurgi dan Material, serta teknik kimia bekerjasama dengan Monash University Australia.

Pendidikan ditempuh selama empat tahun. Berpola 2+2, artinya selama 2 tahun pertama mahasiswa kuliah di UI, dan dua tahun berikutnya di universitas mitra.

Alumnus nantinya mengantungi dua gelar, yaitu Sarjana Teknik (ST) dan B.Eng. Tak hanya itu, selama kuliah mahasiswa punya kesempatan membangun jaringan (network) di dua tempat kuliah.

Kita sadari sistem belajar SMU sangat berbeda dengan universitas. Di perguruan tinggi mahasiswa dituntut untuk mandiri dalam mengatur sistem belajar sekaligus aktif dalam interaksi sosial.

Sehingga dua tahun perkuliahan di Indonesia memberi kesempatan mahasiswa beradaptasi dengan atmosfir perkuliahan, sekaligus meminimalkan gegar budaya (culture shock) yang bakal dialami jika anak itu langsung ke luar negeri.

Dari sisi biaya, sudah tentu lebih hemat. Seperti dikemukakan oleh Manajer Pendidikan dan Riset FT UI, Dr. Ir. Bondan T. Sofyan, M.Si, biaya kuliah di kelas internasional FT UI bisa lebih murah 50 persen ketimbang langsung sekolah selama 4 tahun di Australia.

FT UI dalam rencana ke depan bakal menambah mitra kerjasama kelas internasional. Saat ini sedang menjajaki kemitraan dengan universitas di Australia dan Malaysia.

Ide kelas internasional sebenarnya bukan hanya mengirim mahasiswa Indonesia ke luar negeri. ”Mahasiswa asing juga bisa masuk ke Indonesia sehingga program internasional benar-benar terjadi,” katanya beberapa waktu lalu.

Bondan mengatakan Indonesia potensial sebagai destinasi pendidikan mahasiswa internasional, antara lain dari Timur Tengah.

Sayangnya pengurusan izin tinggal (visa) dan Kartu Izin Menetap Sementara (KITAS) mahasiswa asing untuk belajar di Indonesia masih rumit. Bondan berharap hal ini dapat didiskusikan bersama Departemen Luar Negeri dan Departemen Hukum dan HAM tentang potensi mahasiswa asing belajar di Indonesia.

Jadwal pendaftaran dan tes masuk kelas internasional FT UI berbeda dari program reguler. Saat ini sedang dibuka pendaftaran gelombang ke-II antara 1 Juni – 24 Juli 2009.

Ujian pada 2 Agustus mendatang, peminat diharuskan mengikuti Tes Potensi Akademik dan Tes English Proficiency Test (EPT). ”Kalau memiliki nilai TOEFL internasional tidak perlu ikut tes EPT lagi,”ujar Bondan. (DEWI RETNO)

Tuesday, June 23, 2009

Ahli Kelola Dokumen dan Informasi


Koran Tempo, Rabu 24-6-2009

Link : http://epaper.korantempo.com/KT/KT/2009/06/24/index.shtml
Program Diploma-III Manajemen Informasi dan Dokumen Universitas Indonesia (UI) bukan menghasilkan pembuat program komputer.


Sepintas ruang di lantai dua Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI seperti perpustakaan umumnya. Beberapa baris rak dengan buku-buku tertata rapi, kotak coklat bertuliskan “Arsip” terletak di rak bagian atas, meja dan kursi tempat membaca, dan laci katalog.

Yang terlihat unik adalah sebuah rak dengan tempelan kertas putih bertuliskan ”Buku Praktek”. Rak bersusun lima baris itu penuh terisi 3 judul buku saja, yaitu Buku Pedoman Kerja Perpustakaan Dewey Decimal Classification, Daftar Tajuk Subjek Universitas Indonesia, dan Anglo-American Cataloguing Rules.

Ketiga buku di atas adalah pedoman kerja membuat katalog bagi pustakawan. Memang, ruangan ini bukan perpustakaan biasa, melainkan fasilitas Laboratorium Perpustakaan dan Kearsipan tempat mahasiswa program Diploma-III Manajemen Informasi dan Dokumen (MID) UI mempraktekkan ilmunya.

Laboratorium ini melengkapi fasilitas lain berupa Laboratorium Komputer dan Laboratorium Perkantoran.

Program MID menyiapkan tenaga profesional di bidang manajemen informasi dan dokumen, yang mampu mengelola informasi dan dokumen lintas unit informasi antara lain berupa perpustakaan, kearsipan, atau pusat rekod.

Para lulusan diharapkan bisa mengisi kebutuhan akan ahli madya yang memiliki keterampilan mengelola informasi maupun dokumen.

Koordinator Program Diploma-III Manajemen Informasi dan Dokumen, Y. Sumaryanto, Dip.Lib. mengatakan, ”Seringkali orang rancu mengartikan program Manajemen Informasi dan Dokumen seperti kuliah informatika. Lulusan nantinya bukan menjadi programmer atau membuat aplikasi komputer.”

Akan tetapi, sambung Sumaryanto, memang tenaga Manajemen Informasi dan Dokumen memanfaatkan teknologi informasi (TI) untuk pengelolaan atau penemuan kembali suatu informasi atau dokumen. ”Tetapi lulusan bukan bertujuan menciptakan produk TI,” tegas dia.

Program ini sebagai hasil penggabungan dua jurusan Diploma-III, Kearsipan dan Perpustakaan serta Informasi. Peleburan dua jurusan pada 9 tahun lalu itu bertujuan menghasilkan lulusan berdaya saing sekaligus lebih aplikatif. Selain mampu mengelola arsip atau kumpulan dokumen yang dihasilkan oleh suatu organisasi, jebolannya diharapkan ahli mengelola perpustakaan.

Sebagaimana syarat lulus program Diploma harus magang dan membuat laporan praktek kerja, mahasiswa MID selama 2 bulan juga ditugaskan di tempat yang memungkinkan mereka mempraktekkan kemampuan manajemen rekod dan perpustakaan.

Peluang bekerja terbuka lebar di perpustakaan, pusat rekod, dan hampir semua kantor memerlukan tenaga Manajemen Informasi dan Dokumen untuk mengelola arsip perusahaan. Menariknya, ”Hampir semua lulusan terserap di lapangan, malah ada yang menolak karena ingin lanjut ke S1,” kata Sumaryanto.

Bidang studi ini terbuka bagi semua umur asalkan berlatar belakang jurusan Sekolah Menengah Atas. Jumlah pengajar atau dosen ada 28 orang, sebagian lulusan magister dari Inggris. Apalagi, seperti dikatakan Sumaryanto, Program MID yang pertama di Indonesia dan satu-satunya yang menggabungkan jurusan Perpustakaan dan Informasi sekaligus Kearsipan. (DEWI RETNO)

Tuesday, June 16, 2009

Belajar Sepanjang Usia



Koran Tempo, Rabu 17-6-2009


Program Perolehan Kredit Akademik sebagai bagian dari lifelong education dan pengayaan ilmu pengetahuan.



Belajar bisa dilakukan sepanjang usia. Mengecap ilmu perguruan tinggi pun tak harus terlebih dahulu lulus ujian masuk universitas tersebut. Salah satu buktinya, jika mengikuti Program Perolehan Kredit Akademik dari Universitas Indonesia (UI).

Program academic credit earning ini terbuka bagi masyarakat umum, dari siswa sekolah menengah atas (SMU) dengan program pra-universitas (pre-university), dan sarjana Strata-1 (S1) untuk menyerap ilmu di jenjang magister.

“Program Perolehan Kredit Akademik membuka kesempatan bagi masyarakat umum untuk mengikuti pendidikan selama hayat atau lifelong education,” kata Direktur Pendidikan UI, Prof. Dr. Multamia Lauder Mse, DEA, dalam surat elektronik diterima Tim Info Tempo, Selasa (16/6).

Multamia yang akrab dipanggil Mia menyebutkan program ini juga berfungsi sebagai pendukung kegiatan diseminasi dan pengayaan ilmu pengetahuan. Pada dasarnya program menawarkan kelebihan kapasitas yang ada. Oleh karena itu, sambung Mia, mata kuliah yang ditawarkan untuk program ini dapat berubah dari satu semester ke semester lainnya, tergantung pada kapasitas mata kuliah yang ditawarkan setiap program studi.

Ia mencontohkan untuk jenjang sarjana tersedia mata kuliah Pengantar Ekonomi, Pengantar Akuntansi, Matematika Dasar, serta Psikologi dan Budaya Indonesia.

Adapula mata kuliah untuk jenjang magister antara lain Tata Kelola Perusahaan, dan Strategi Pemasaran Bersaing. "Harapan ke depan jumlah mata kuliah yang ditawarkan bakal semakin bertambah", ujar Mia.

Secara umum, syarat peserta minimal kelas 11 bagi yang tertarik mengikuti program pra-universitas, untuk mata kuliah S1 atau Vokasi. Sedangkan peserta jenjang magister minimal bergelar sarjana. Selain itu, beberapa mata kuliah memerlukan mata kuliah prasyarat.

Jika tertarik untuk mengetahui lebih lanjut, bisa membuka situs beralamat http://penerimaan.ui.ac.id/credit-earning tentang Program Perolehan Kredit Akademik, termasuk mata kuliah yang ditawarkan, jumlah Satuan Kredit Semester (SKS), biaya dan persyaratan peserta. Program Perolehan Kredit Akademik tersedia di setiap semester, termasuk di semester pendek.

Menurut Mia, program ini menjadi salah satu tuntutan sistem pendidikan nasional seiring globalisasi. Di era ini, pendidikan harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global.

Oleh karenanya, selain Program Perolehan Kredit Akademik, UI juga ditunjuk sebagai sekretariat untuk Asean Credit Transfer System (ACTS). Melalui program ini, 21 universitas anggota Asean University Network akan menawarkan mata kuliah yang dapat diikuti oleh mahasiswa dari universitas anggota lainnya. Program ini bertujuan meningkatkan mobilitas mahasiswa di negara-negara Asean sehingga dapat meningkatkan hubungan antarmahasiswa di kawasan tersebut. (DEWI RETNO)