Industri kreatif beberapa tahun ini menjadi topik yang hangat diperbincangkan. Saya sendiri beberapa kali mengangkat tema industri kreatif dikaitkan dengan dunia pendidikan. Kreativitas memang identik dengan ide kreatif, jiwa muda, kebebasan berpikir, namun sekarang lebih dilihat sebagai sesuatu yang berprospek menghasilkan uang dan memberikan pemasukan kepada pendapatan negara.
Namun singkatnya Industri Kreatif Indonesia
terdiri dari 15 subsektor yaitu: fesyen; kriya; seni
pertunjukan; musik; penerbitan dan percetakan; arsitektur; kuliner; periklanan;
film, video, dan fotografi; permainan interaktif; TV dan radio; riset dan
pengembangan; seni rupa; desain; serta teknologi
informasi.
Dan jika mengenal ke-15 sub sektor, diharapkan memicu lahirnya creative wave, creative
network, dan creative talent pool serta creativepreneurship.
Salah satu cara mengenalkan ekonomi kreatif sekaligus menginspirasi masyarakat
untuk membuka peluang usaha di industri kreatif, adalah gelaran Pekan Produk
Kreatif Indonesia (PPKI) 2012.
***
Menteri
Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menko
Kesra) Agung Laksono mengatakan Pekan Produk Kreatif
Indonesia (PPKI) 2012 menjadi ajang pengakuan nasional bagi orang
kreatif sekaligus tempat untuk masyarakat yang
ingin
membuka peluang usaha di industri
kreatif.
“Sumbangsih
sektor industri kreatif bukan hanya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi,
tetapi juga meningkatkan kualitas hidup dan citra bangsa. Pemerintah akan terus
mendorong terciptanya lebih banyak tempat dan ruang untuk berkreasi dan
berekspresi, serta melakukan penguatan kelembagaan dan harmonisasi kebijakan,”
jelas Agung Laksono.
Karya kreatif mengangkat tradisi dan kearifan lokal meningkatkan kualitas
hidup bangsa. Sedangkan banyaknya insan kreatif berprestasi di tingkat nasional
dan internasional menjadi modal peningkatan citra bangsa.
Menteri
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Pangestu menjelaskan sektor industri kreatif menyumbang Rp 468 triliun dengan pertumbuhan 6,03 persen
terhadap PDB tahun 2010. “Industri kreatif menyerap
8,6 juta orang atau
7,9 persen dari tenaga kerja
Indonesia, dan merupakan sektor kelima terbesar setelah pertanian, kehutanan,
perikanan dan peternakan; perdagangan, hotel, dan restoran; jasa kemasyarakatan;
dan industri pengolahan,” kata Mari.
Pada
2010, industri kreatif memberi kontribusi
terhadap ekspor barang dan jasa sebesar Rp. 131,3 triliun dengan sumbangan terbesar berasal dari kriya/kerajinan dan fesyen.
PPKI yang berlangsung pada 21-25 November 2012 di
Epicentrum Walk Kuningan, Jakarta,
bertema “Indonesia Creative Power: Yang Muda Yang Berkreasi” didukung oleh 14
Kementerian/Lembaga diprediksi menarik 75 ribu pengunjung, 900 pengisi
acara dan 10 juta audiens media elektronik dan digital. Selama pekan berlangsung ada
73 mata acara yang dikemas dalam 34 acara pertemuan, 11 pertunjukan, 5 demo, 23
atraksi permainan dan pertunjukan.
Penyelenggaraan PPKI tahun ini melibatkan 14
Kementerian/Lembaga dengan Kementerian Koordinator bidang Kesejahteraan Rakyat
selaku koordinator, ditambah Kemenparekraf, Kementerian Perdagangan,
Kementerian Negara Koperasi dan UKM, Kementerian Komunikasi dan Informasi
Teknologi, Kementerian Riset dan Teknologi, Kementerian Perindustrian,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia,
Kementerian Keuangan, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Luar Negeri,
Kementerian Negara BUMN, Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional, ditambah
dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Kamar Dagang dan Industri Indonesia,
serta Dewan Kerajinan Nasional Indonesia
Pemilihan
tema “Indonesia Creative Power” didasarkan pada pemikiran
untuk mengindentikkan PPKI sebagai ajang kekuatan kreatif Indonesia. Sedangkan pemakaian
bahasa Inggris sebagai judul tema
melambangkan keterbukaan kreativitas Indonesia ke dunia, sekaligus untuk
menarik jiwa global anak muda.
Pada
PPKI tahun ini juga diperkenalkan maskot “Si OK” (Si Orang
Kreatif) yang menekankan bahwa kreativitas adalah kekuatan insan manusia. Kesan
anak melambangkan pribadi yang senantiasa memelihara ‘si anak’ di dalam dirinya
untuk selalu merdeka. Kepala berbentuk bola pada maskot memaknakan pengetahuan
(knowledge) bangsa yang diperkaya
pengetahuan di dunia sekaligus membentuk bola mata yang melambangkan ‘mata
terbuka’ untuk senantiasa belajar. Untuk dua telinga besar memaknakan sikap
yang senantiasa menyimak dan dada besar dengan dua lengan terbuka melambangkan
sifat lapang dada, siap menghadapai risiko apapun dalam mencapai cita-cita. Lambang
hati besar di dada menunjukkan sifat besar hati orang kreatif dan warna merah
melambangkan sifat berani untuk menciptakan perubahan sekaligus semangat yang
berkobar (passion).
(Sumber tulisan: Siaran Pers Kementerian Koordinator
Kesejahteraan Rakyat)
No comments:
Post a Comment