(Tulisan Pendukung Display Properti, Koran Tempo 16 Agustus 2012)
Bogor telah lama menjadi tempat istirahat di zaman Kolonial,
berkembang menjadi kawasan penyangga dengan sejumlah daya tarik sebagai lokasi
hunian.
Aktivitas perekonomian di Jakarta yang berkembang
pesat, menimbulkan banyak pula kebutuhan akan hunian. Dan meskipun kini
bermunculan apartemen di tengah kota, namun masih banyak yang memilih tempat
tinggal di Depok, Bogor, Bekasi dan Tangerang dengan alasan luasan tanah
memungkinkan untuk memilih landed house.
Dalam memilih rumah memang banyak pertimbangan. Mulai dari pemilihan lokasi dengan akses terjangkau, suasana, fasilitas pendukung termasuk sarana dan prasarana umum, serta ketersediaan lingkungan hijau.
Kota Bogor menjadi salah satu alternatif daerah perumahan dengan adanya akses Tol Jakarta-Bogor-Ciawi (Jagorawi) bagi kendaraan roda empat, atau jalur non-tol Parung-Ciputat, selain bisa menggunakan moda transportasi umum seperti bus dan kereta api.
“Selain sudah tinggal di Bogor sejak kecil, udara lebih segar dan kondisi air bagus. Suami yang bekerja di Jakarta, bisa bawa mobil via tol atau kereta api,” alasan Rini, 45 tahun, ibu rumah tangga yang bermukim di utara Bogor.
Dalam memilih rumah memang banyak pertimbangan. Mulai dari pemilihan lokasi dengan akses terjangkau, suasana, fasilitas pendukung termasuk sarana dan prasarana umum, serta ketersediaan lingkungan hijau.
Kota Bogor menjadi salah satu alternatif daerah perumahan dengan adanya akses Tol Jakarta-Bogor-Ciawi (Jagorawi) bagi kendaraan roda empat, atau jalur non-tol Parung-Ciputat, selain bisa menggunakan moda transportasi umum seperti bus dan kereta api.
“Selain sudah tinggal di Bogor sejak kecil, udara lebih segar dan kondisi air bagus. Suami yang bekerja di Jakarta, bisa bawa mobil via tol atau kereta api,” alasan Rini, 45 tahun, ibu rumah tangga yang bermukim di utara Bogor.
Kondisi kualitas air dan udara yang segar juga
dikemukakan oleh Chief Marketing Officer Bogor Nirwana Residence (BNR) Atang
Wiharna, selain kondisi hunian Bogor yang lebih eksklusif. “Apalagi dengan
kondisi landbank Kota Madya Bogor
terbatas dan harga tanah lebih tinggi otomatis menyebabkan harga jual lebih
tinggi. Harga rumah per unit bisa di atas Rp 600 juta,” ujarnya saat ditemui di
Bogor pada Senin 6 Agustus 2012.
Perumahan yang memiliki total lahan seluas 1200
hektare, untuk pengembangan unit klaster baru di semester II-2012 ini saja
mematok harga mulai dari Rp 800 juta dengan luas tanah sebesar 126 meter
persegi dan luas bangunan sekitar 110 meter persegi.
Atang juga berkilas balik, Kota Hujan ini memang
dibentuk oleh Pemerintah Kolonial Belanda sebagai kawasan istirahat dengan
suasana kota lebih teduh, selain faktor
pemerintah kota tidak agresif memberi izin kepada developer untuk
mengembangkan wilayah perumahan di sekitar Kota Madya.
Membeli rumah juga tidak sekadar memenuhi kebutuhan
primer akan tempat tinggal. Juga sebagai sarana investasi yang diharapkan
memiliki return atau nilai jual
kembali cukup baik. Atang menyebutkan normalnya nilai tambah (added value) properti biasanya meningkat
15-20 persen per tahun, bahkan bisa mencapai 40 persen dalam setahun. “Tapi
untuk mencapai nilai jual kembali meliputi berbagai faktor. “Pilihlah
pengembang yang masih memiliki lahan luas, sehingga minimal pengembang tidak hanya
menyediakan rumah, akan tetapi hunian yang memadukan konsep one stop living, sehingga tidak hanya
untuk hunian, tapi di kawasan tersebut ada areal komersial, pendidikan, rumah
sakit dan area penghijauan,” ujarnya.
Menurut Atang, BNR saat ini menggarap sepertiga dari
total lahan, atau baru sekitar 400 hektare, sejak 2002. Sejauh ini telah
tersedia antara lain area hiburan dan gaya hidup Orchard Walk, pusat kebugaran
dan bowling center, The Jungle, dan
menyusul Universitas Bakrie dan rumah sakit.
“The Jungle adalah wahana tematik bagi keluarga dengan
13 wahana diluar 4D Cinema. Pada awalnya dibangun sebagai fasilitas penghuni,
namun animo pengunjung luar untuk datang cukup tinggi,” kata Promotion
Supervisor The Jungle Winda Okta N. secara terpisah.
Bogor memang dikenal sebagai tempat wisata akhir pekan,
dengan daya tarik Kebun Raya Bogor, Museum Zoologi, factory outlet dan destinasi wisata kuliner. Selain itu pembangunan
Jalan Tol Lingkar Luar Bogor atau Bogor Ring Road juga turut memudahkan para commuter mencapai Jakarta, sekaligus
mendongkrak perluasan pembangunan properti di sekitar lintasan jalan tol yang
melingkari Kota Bogor, menghubungkan Sentul Selatan hingga Dramaga.
(DEWI RETNO)