Wednesday, August 1, 2012

Pemerintah Kabupaten Enrekang - Potensi Daerah Seharum Kopi Arabika


Pemerintah Kabupaten Enrekang

Potensi Daerah Seharum Kopi Arabika

Berkonsentrasi pada pertanian non-kelautan dengan pembangunan daerah berkonsep agropolitan.

(diterbitkan di : Koran Tempo, Indonesia Kini, Rabu 6 Juni 2012)

Bagi pecandu kopi, mungkin pernah mendengar nama kopi Kalosi? Kenikmatan citarasa kopi ini telah terkenal seantero dunia dan telah dipatenkan oleh pengusaha Amerika Serikat.  Namun mungkin tidak banyak yang tahu kalau kopi yang berasal dari tumbuhan bernama latin Arabica typica ini hanya tumbuh di tiga negara, salah satunya di Indonesia tepatnya di wilayah kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan.
   
Oleh karenanya pemerintah kabupaten (pemkab) Enrekang kini mematenkan jenis kopi ini dengan nama Bungin Kopi. Sertifikat ini telah diterbitkan oleh Departemen Perindustrian RI pada Februari 2010.  Selain itu Pemkab juga telah mematenkan jenis kopi arabika lain, yaitu Duri Enrekang Kopi (Dekopi).

 “Harapan kami dengan adanya hak paten kopi berdasarkan indikasi geografis, supaya kopi arabika Enrekang dipercaya dunia dari segi cita rasa,” kata Bupati Enrekang, La Tinro La Tunrung di Jakarta beberapa waktu lalu. Tentu saja ini hal ini akan mendukung pemasaran dan mengembalikan kejayaan  kopi Enrekang yang dulu telah dikenal memiliki cita rasa yang diakui dunia.

Keberhasilan dua kelompok tani dari kabupaten Enrekang sebagai juara pertama dan kedua dalam Kontes Kopi Specialty Indonesia 2008 berlangsung di Jember, Jawa Timur, membuktikan Bungin Kopi unggul dalam kompetisi yang melombakan aroma dan citarasa berbagai komoditas kopi dari seluruh daerah penghasil kopi di tanah air.

Prestasi inilah yang membuat Pemkab Enrekang diundang pemerintah Jerman untuk mengikuti pameran kopi di Jerman, Mei 2010 lalu.  

Kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan ini berkonsentrasi pada pertanian non perikanan laut. Potensi pertanian padi dan palawija menyebar merata disetiap kecamatan, dengan jenis tanaman seperti jagung, ubi kayu, ubi jalar dan kacang tanah. Selain itu menjadi daerah penghasil sayur-sayuran dan buah-buahan.
Ragam tanaman dihasilkan, mulai dari kentang, kubis, sawi, tomat, bawang merah, daun bawang, cabai, buncis dan wortel. Ada durian, pepaya, pisang, rambutan, nanas, markisa, alpukat dan mangga.

Tanaman perkebunan andalan yaitu kelapa, kapuk, kopi, cengkeh, lada, kakao, kemiri dan jambu mete. Daerah penanaman kopi dan cengkeh banyak dihasilkan di Baraka, Alla, dan Curio. Sementara lada  di Baraka dan Malua. Kakao di Enrekang dan Kecamatan Maiwa.

Menurut La Tinro La Tunrung, pemkab telah mengucurkan kredit tanpa bunga kepada para petani untuk meningkatkan hasil pertanian di daerah ini. Program ini telah mampu mendorong peningkatan kesejahteraan dan produktivitas para petani.

Pada akhir  2007 pencanangan sebagai daerah sentral komoditi kentang Sulawesi Selatan menjadi salah satu agenda penting La Tinro La Tunrung. Bertempat di kecamatan Masalle, dilakukan panen raya Kentang Kalosi yang dihadiri oleh Sesmenristek, LIPI, Universitas Hasanuddin (Unhas), dan instansi terkait. Kentang kalosi ini sebenarnya sudah hampir punah, sehingga pemkab Enrekang bekerjasama dengan tim Unhas melakukan pemurnian dengan menggunakan sistem kultur jaringan.

“Tanaman yang menggunakan pupuk organik juga perlu terus dibudidayakan karena sayur mayur menjadi komoditi tidak kalah penting bagi kemakmuran rakyat,” ujarnya.

Pembangunan infrastruktur, seperti jalan dan jembatan menjadi satu diantara sekian program utama pemerintah Kabupaten Enrekang. Salah satu realisasi dari program ini adalah pembuatan jalan beton yang menghubungkan sejumlah kecamatan. Pembangunan jalan ini diharapkan mampu membuka akses bagi daerah-daerah yang terisolir, serta mampu meningkatkan produktivitas ekonomi di kecamatan dan desa-desa.

Guna menjadi daerah agropolitan, pemkab Enrekang membangun Sub Terminal Agro yang bertempat di Cece, Desa Sumillan, kecamatan Alla, yang menjadi tempat lelang komoditi pertanian  untuk pertama kalinya di Sulawesi Selatan. (Dewi Retno)



No comments:

Post a Comment